BUNTOK,- Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting menjadi Gerakan Bersama berkelanjutan yang bertujuan untuk memastikan cakupan layanan pengukuran lebih luas, deteksi dini masalah gizi dan kesehatan, serta intervensi yang tepat sasaran dan efektif kepada sasaran yang memiliki risiko stunting.
Hal tersebut disampaikan oleh Penjabat (Pj) Bupati Barito Selatan H. Deddy Winarwan melalui Asisten I Sekretariat Daerah Kabupaten Barito Selatan Yoga Prasetianto Utomo, SSTP, MM, pada acara Pemantauan Pengukuran Dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Kabupaten Barito selatan (Barsel) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), bertempat di Jalan Sepakat I Kelurahan Hilir Sper Buntok, Kamis 20/6/2024.
“Didasari atas arahan Wakil Presiden Republik Indonesia, selaku Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting Pusat dalam Rapat Tingkat Menteri pada tanggal 19 Maret 2024.
Dimana Wakil Presiden RI menyampaikan beberapa hal, diantaranya, melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program, baik terkait capaian, pembelajaran, maupun rekomendasi, agar program yang sudah kita lakukan dapat berlanjut dan menjadi prioritas pemerintahan.
Selanjutnya, Memfokuskan strategi dan pendekatan pada pencegahan terjadinya stunting baru, tanpa mengurangi intervensi pada anak stunting.
“Mengarahkan berbagai intervensi, kebijakan pada hal-hal yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk mempercepat penurunan stunting, menjaga komitmen dan visi pimpinan terhadap program penurunan stunting, baik di Pusat maupun daerah” ujarnya.
Dengan mempertimbangkan, kondisi di atas dan waktu yang tersedia untuk implementasi program, maka target untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024,
” memerlukan komitmen tinggi dan kerja keras dari semua pihak untuk bergerak sama melakukan terobosan (inovasi) untuk mempercepat pencapaian target penurunan stunting,”imbuhnya.
Pengukuran dan Intervensi serentak, pencegahan stunting yang sedang gencar kita laksanakan menandakan keseriusan Pemerintah untuk terus melakukan berbagai upaya pencegahan stunting, dan sekaligus menangani stunting.
Kegiatan ini adalah kebijakan inovatif, sebagai Gerakan Bersama yang melibatkan semua kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota, dan pemerintah desa untuk mencegah bertambah nya anak stunting baru.
Kualitas pelaksanaan Gerakan pengukuran dan intervensi serentak akan menghasilkan data yang akurat apabila seluruh sasaran ditimbang dan diukur, pengukuran menggunakan alat antropometri sesuai standar yang telah dikalibrasi.
Kader memenuhi syarat keterampilan untuk melakukan penimbangan dan pengukuran, serta pelaksanaan intervensi PMT pemulihan yang tepat sasaran disertai monitoring dan evaluasi.
“Melalui kegiatan ini juga diharapkan dapat mengoptimalisasi manajemen penanganan stunting secara menyeluruh, yang didukung tersedianya data stunting yang akurat dan kredibel sehingga intervensi program penanganan stunting semakin terarah dan tepat sasaran,” demikian Yoga Prasetianto Utomo.
www. bajentabajurah.com. (Atex Ridho)