KAPUAS,- Muhammadiyah merupakan gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid (pembaruan tentang pokok ajaran Islam), bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunah yang shohih.
Didirikannya Muhammadiyah bertujuan untuk menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Berpijak dari dasar gerakan dan tujuan yang dimiliki Muhammadiyah, maka sudah seharusnya kader-kader Muhammadiyah memiliki integritas dan loyalitas serta komitmen yang kuat dalam menggerakan organisasi yang berbasis keumatan.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kapuas, M. Jalaluddin seraya menghimbau agar pimpinan dan Muhammadiyah tidak bermain atau terlibat langsung dalam politik.
” Dimasa-masa Pilkada ini, jangan sampai pimpinan dan jajaran Pengurus Muhammadiyah bermain api dalam Politik” ujar M. Jalaluddin melalui pesan WhatsApp pribadinya, Kamis 14/11/2024.
Organisasi ini bukan baru berdiri kemaren sore, tapi sebelum negara ini merdeka organisasi ini sudah lebih dahulu menunjukkan kiprah nya.
Baik dalam memperjuangkan kemerdekaan, mempertahankannya, bahkankan selalu ambil bagian dalam membangun bangsa ini.
Baik secara sosial, ekonomi, politik, budaya, pendidikan, kesehatan dan bahkan dibidang apapun, Muhammadiyah selalu ambil bagian dan berkiprah didalamnya.
” Politik hanyalah salah satu bagian dari persoalan bangsa ini, akan tetapi terkadang politik dapat mempengaruhi setiap lini dari bangsa ini” jelas Jalaluddin.
Politik juga bukan satu-satunya alat untuk membangun dan mengembangkan bangsa ini, hanya saja politik terkadang dijadikan para meter dan diskripsi kondisi dan situasi suatu negara.
Kader Muhammadiyah bukanlah kader yang abai soal politik, tetapi bagaimana seorang kader menghadapi persoalan politik menjadi hasanah keilmuan yang menggembirakan dan berkemajuan.
Mampu menjadikan politik sebagai alat untuk memperjuangkan dan mempertahankan umat dan bangsa.
Pimpinan Muhammadiyah bukan kader yang abal-bal dan tidak mengerti hakikat dan landasan hukum Islam, tetapi juga mampu mengimplementasikannya sebagai sebuah komitmen dan integritas.
Oleh karena itu jika ada pimpin danan-pinan Muhammadiyah yang bermain api politik dalam perhelatan pilkada tahun ini, baik secara tersuraat ataupun tersirat, maka integritasnya sebagai seorang kader perlu dipertanyakan.
” Jangan sampai ada upaya pimpinan untuk mempengaruhi dibawahnya dengan mengarahkan ke calon tertentu, sekali pun berkunjung yang mencalon itu mengaku-ngaku kader muhammadiyah” tegasnya
Setiap menjelang perhelatan Pemilu, baik Pilpres, Pileg dan Pilkada, pasti para calon ataupun timses pasti akan berkunjung kepimpinan-pimpinan Muhammadiyah disetiap tingkatan, terutama ketuanya.
Secara politik, itu tidak masalah, tapi yang perlu diwaspadai adalah ketika sang calon minta dukungan secara organisasi dan menitip sesuatu sebagai penguat untuk minta dukungan. Celakanya lagi semua calon diterima dan diberi dukungan secara organisasi serta pemberian dari sang calon diterima semua.
Kalau ini yang terjadi, berarti sang Ketua atau Pimpinan telah menyulut api dalam sekam yang suatu saat akan membuat organisasi akan dikebiri dan dikucilkan.
Saran saya Pimpinan Muhammadiyah yang seperti ini lebih baik mengundurkan dengan hormat, ketimbang dimundurkan atau dikudeta oleh anggotanya.
” Oleh karena itu, sebaiknya Pimpinan Muhammadiyah disetiap tingkatan, menjaga jarak dengan para Pasangan calon Kepala Daerah, ini dilakukan untuk menjaga marwah organisasi agar tetap bersahaja dan berwibawa dimata politi/calon dan juga masyarakat” demikian M. Jalaluddin.
www.bajentabajurah.com. (Redaksi)