Bajenta News.
KAPUAS,- Ribuan Jamaah Muhammadiyah diwilayah Kapuas melaksanakan sholat idul Fitri 1444 H di Stadion olahraga Panunjung Tarung Kuala Kapuas jalan Maluku Kelurahan Selat Tengah, jumat, 21/4/2023.
Bertindak sebagai Khotib Dr. Mazrur, M.Pd. Bendahara PWM Kalteng, sedangkan Ketua PDM Kabupaten Kapuas, Drs. H. Masrani bertindak sebagai imam.
” Mari kita selalu memanjatkan puji dan syukur kehadhirat Illahirabbi atas limpahan nikmat, iman, kesehatan dan umur panjang sehingga kita dapat menemui hari kemenangan yaitu Idul Fitri 1444 H” ajak Dr. Mazrur M.Pd. memulai khutbah nya.
Kita bersyukur karena telah diberi kesempatan melewati bulan ramadhan dengan melaksanakan ibadah puasa dan ibadah lainnya hingga satu bulan penuh, semoga ibadah kita diterima Allah SWT dan mendapatkan derajat muttaqin dan kembali menjadi fitri.
Manusia memiliki dua macam dorongan dalam dirinya, yaitu dorongan hidayah ke arah yang kebenaran dan kebaikan, dan dorongan hawa nafsu kepada kebatilan dan keburukan.
Maka problema mendasar yang dihadapi manusia adalah yang problema ambivalensi diri, yakni problema dua kecenderungan yang bertentangan sehingga manusia sering berada di persimpangan jalan kehidupan kebenaran dan kebaikan dengan kebathilan dan keburukan.
Oleh karena itu dalam puasa kita dilatih untuk Imsak, yaitu melatih manusia berkemampuan mengatasi problema ambivalensi diri dengan memenangkan kecenderungan positif atas kecenderungan negatif.
Keberhasilan seorang manusia mengatasi problema ini akan membawa dia kepada fitrah kemanusiaan sejati, yaitu kepribadian paripurna yang penuh dihiasi oleh budi mulia.
Sebaliknya, kegagalannya akan mendorong manusia terjatuh ketitik nadir dari kemanusiaanya, yaitu ketika diri menjadi hina karena diliputi oleh segala dosa dan nista.
Puasa (ramadhan) merupakan ibadah untuk melakukan penguatan (revitalisasi iman), penguatan spiritual, penguatan kemanusiaan agar kita bisa meraih derajat yang paling mulia, yaitu takwa/terpelihara. Bulan ramadhan adalah bulan pembebasan.
Pembebasan diri dari syirik, dari cengkeraman hawa nafsu, dari dengki, dari kesombongan, dari kesewenang-wenangan, dan berbagai ketidakjujuran.
Jadi puasa dengan segala rangkaian merupakan usaha dan proses penguatan kualitas kemanusiaan seorang muslim agar tetap memiliki martabat yang tinggi dan kekuatan untuk menghadapi godaan dan tantangan hidup.
Setiap tahun seorang mukmin harus melakukan penguatan kemanusiaan, melakukan revitalisasi kemanusiaan dan pembebasan diri dari egoisme, kerakusan dan kemusyrikan paling sedikit satu bulan dalam setahun.
Dengan selalu melakukan penguatan iman itu diharapkan kualitas kemanusiaan seorang muslim akan terpelihara bahkan bisa ditingkatkan, agar mampu melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan dan kekhalifahan.
Manusia muttaqien adalah manusia yang siap menghadapi kehidupan ini dengan berbagai masalahnya, terlebih pada masa sekarang ini kita dihadapkan dengan berbagai tantangan baru, karena kita telah berada pada masa dimana perangkat teknologi yang serba canggih sudah berada dihadapan kita.
Kalau dahulu tidak pernah kita melihat kejadian di luar daerah kita dalam waktu yang sama, sekarang kita sudah bisa melihat kejadian yang sama, pada waktu yang bersamaan melalui layar televisi, computer atau smarphone.
Kalau dahulu susah berbicara dengan orang yang jauh, sekarang sudah bukan barang asing lagi berbicara dengan melalui perangkat handphone. dan berbagai perangkat teknologi yang seperti penggunaan internet dengan berbagai programnya.
Di satu sisi kemajuan teknologi dan informasi yang kita gunakan memiliki berbagai keuntungan dan kemudahan yang luar biasanya banyaknya, namun disisi lain juga dapat membawa kerugian jika kita belum siap untuk menghadapinya.
Berapa banyak kita dengar diberbagai pemberitaan anak-anak atau para remaja yang terjerumus pada pergaulan yang tidak bermoral yang dimulai dengan berkomunikasi atau berhubungan melalui telpon atau internet.
Modernisasi sangat menghawatirkan masa depan umat, apabila tidak dikawal dengan bekal mental yang kuat dan kesadaran beragama yang tinggi.
Satu hal yang mengundang keprihatinan kita adalah ekses kedangkalan dan semakin melemahnya peran agama dalam kehidupan masyarakat kita.
Perkembangan masyarakat yang sarat dengan perkembangan teknologi dan komunikasi tidak hanya melahirkan kecenderungan materialisme dan berkembangnya sikap egois tetapi juga dapat berakibat dimana masyarakat semakin renggang dengan nilai-nilai moral kemanusiaan, nilai-nilai agama, dan sikap-sikap luhur lainnya.
Mencermati kehidupan di era milenial ini, agama dan moral dihadapkan pada tantangan yang relatif berat dan kita dituntut untuk berperan aktif memberikan penyelesaian terhadap berbagai persoalan global secara arif, bijaksana dan manusiawi.
Kondisi faktual menunjukkan bahwa kehancuran moral dan retaknya ukhuwah sesama umat manusia telah menimbulkan gejala primordialisme dalam tubuh umat beragama.
Apabila gejala-gelaja tersebut tidak terantisipasi secara dini, maka akan tumbuh kecemburuan sosial, rasa bermusuhan antar golongan dan saling mencurigai antar sesama umat beragama.
Perkembangan teknologi informasi yang menimbulkan globalisasi, menyebabkan semakin derasnya arus informasi dengan segala dampak baik positif maupun negatif, sangat mempengaruhi sikap mental bangsa kita terutama manakala kontrol sosial semakin lemah.
Kita tidak mengingkari bahwa banyak manfaat dan keuntungan yang kita nikmati dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi kalau kesiapan rohani belum kuat, maka terjadilah pergesekan nilai-nilai dalam masyarakat yaitu nilai spiritualisme kepada nilai materialisme, dan ideologipun mengalami erosi.
Terlebih lagi dengan adanya media sosial yang kadang bisa memberitakan hal-hal yang tidak diperlukan atau mungkin juga terjadinya persepsi yang berbeda dari satu informasi tertentu.
” Selain itu, adanya larangan kepada kita untuk menyampaikan kabar bohong” ujarnya.
Ketika media sosial semakin liar dan membuat orang mudah menyebar dusta, hoax, kebencian, permusuhan dan segala keburukan lainnya, maka kita harus dapat menyikapinya dengan menunjukkan sikap dan perilaku ihsan.
Ihsan ialah kebajikan yang utama dan menjadikan manusia derajat yang amat tinggi. Dalam hadit Nabi disabdakan Ihsan ialah “ Engkau menyembah Allah seolah engkau melihat Dia, kalau engkau tak mampu melihat Dia, sesungguhnya Allah melihatmu” (HR. Bukhari —Muslim).
Hadits tersebut mengandung makna hakikat dan marifat dalam hablumminallah (hubungan dengan Allah) dan buahnya ialah hablumminannas (hubungan antar umat manusia) yang serba luhur.
Ini menunjukkan bahwa apapun yang kita lakukan, maka kita selalu dalam koridor ajaran Islam, karena kita selalu dilihat apapun yang kita lakukan. Dengan demikian kita akan selalu ihsan, akan selalu berbuat kebajikan.
Tunjukkan perilaku ihsan dalam seluruh interaksi sosial kita, termasuk dalam penggunaan media sosial, sebagai bukti kesuksesan puasa Ramadhan dan Idul Fitri dalam perangai takwa didunia nyata.
Pesan berbuat ihsan hendaknya selalu hadir dalam kehidupan manusia beriman.
Kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan sekarang ini juga memerlukan nilai mulia, yaitu “ihsan”.
Perbedaan agama, suku, ras, golongan serta kepentingan politik tidak boleh menghilangkan nilai dan sikap kasih sayang, toleran, kebaikan serta perbuatan adil dan ihsan dari ummat Islam terhadap siapapun juga.
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
www.bajentabajurah.com/adm