bajentanajurah.com.
KAPUAS,- Kebesaran Allah SWT sematalah perputaran matahari dan bulan dan secara konsisten berlangsung dalam garis edar, menjadikan keduanya secara bilangan tahun dan perhitungan waktu bagi manusia.
Pada waktu-waktu tertentu peredaran keduanya membawa matahari dan bulan posisi yang sejajar., sehingga mengakibatkan gerhana.
Hal itu disampaikan Ustadz Wahyu Eka Setiawan, S.Ag dalam khotbahnya pada sholat gerhana bulan di Masjid Muhammadiyah Al Ihsan Kuala Kapuas, Selasa (8/11/2022) .
Al Qur’an dan Rasulullah menjelaskan peristiwa alam dengan penjelasannya yang setepat-tepatnya.
Yakni penjelasan yang benar dan dapat dipahami oleh masyarakat dengan bantuan ilmu pengetahuan yang berkembang pada setiap masa.
Selanjutya dikatakan Ustadz Wahyu, pada masa Nabi pernah terjadi beberapa kali gerhana, salah satu diantaranya ialah gerhana matahari yang bertepatan dengan wafatnya Ibrahim putra Rasulullah .
Mendapati dua peristiwa yang bersamaan itu, para sahabat berkata , bahwa gerhana matahari terjadi oleh karena kematian ibrahim.
Rasulullah meluruskan anggapan para sahabat tersebut sebagaimana diriwayatkan oleh Iman Bukhori bahwa “ sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda-tanda kebesaran Allah, dan ia tidak mengalami gerhana disebabkan karena mati hidupnya seseorang, jika kalian melihat gerhana keduanya , maka berdolah kepada Allah dan dirikanlah sholat hingga (matahari) kembali nampak “
Sholat gerhana bulan tersebut diikuti mantan Ketua PDM Kapuas Drs,H.Sairaji, Wakil Sekretaris PDM Sidik Widiantoro,SE,MT dan Bendahara Drs. Saleh Makki, MAP, Ketua PCM Selat H.Fadli Ramli, penggebira Muktamar Muhammadiyah yang naik sepeda menuju Solo serta sejumlah kaum muslimin. (Adm)