
BAJENTABAJURAH.COM, BUNTOK – Pj Bupati Barito Selatan (Barsel), Lisda Arriyana hadir dan turun langsung saat penanaman padi biofortifikasi di wilayah setempat, Rabu (11/1/2023).
Kegiatan ini sebagai salah satu upaya dalam menurunkan angka stunting di Barsel.
Yakni dengan menanggapi kebutuhan pokok berupa beras yang sehat dan bergizi.
Penanaman padi biofortifikasi dilakukan bersama di persawahan kelompok tani masyarakat yang berlokasi di Jalan Asam (Rubang) Kecamatan Dusun Selatan, Buntok Kota.
Pj Bupati Barsel, Lisda Arriyana penanaman padi biofortifikasi tersebut perdana dilakukan di Barsel.
“Meningkatkan gizi, menurunkan angka stunting. Program awal tahun oleh Pemkab, menanam jenis padi biofortifikasi di wilayah ini,” katanya.
Dilanjutkannya, penanaman padi nantinya secara bertahap akan dilakukan di luasan lahan delapan hektare.
“Salah satu upaya pemerintah di Bidang Pertanian untuk meningkatkan gizi dalam kandungan padi, faktor penting dalam ketahanan pangan Nasional,” ungkapnya.
Ia pun mengharapkan Petugas Pelaksana Lapangan (PPL) pertanian bisa mengawasi dan melaporkan peningkatan dari hasil perkembangan pelaksanaan kegiatan itu.
“Agar ke depannya panen sesuai harapan bersama, untuk menyukseskan penanganan dan penurunan angka stunting di Kalimantan Tengah khususnya di Kabupaten Barsel,” pungkasnya.
Dilansir dari berbagai sumber, Biofortifikasi adalah salah satu upaya di bidang pertanian untuk meningkatkan kandungan gizi pangan.
Biofortifikasi beras menjadi penting sebagai salah satu inovasi dalam memperbaiki mutu gizi beras melalui peningkatan kandungan zat gizi, di antaranya mineral besi dan seng.
Keuntungan biofortifikasi antara lain dapat dikembangkan pada bahan makanan pokok.
Lalu, lebih murah dan menguntungkan dari segi budi daya karena benih yang telah terfortifikasi hanya diperlukan sekali di awal penggunaan, selanjutnya benih dari pertanaman berikutnya dapat dikembangkan lebih lanjut oleh petani lain,
Juga bermanfaat bagi masyarakat konsumen rawan gizi, dan produksi tinggi nan ramah
Secara umum terdapat dua upaya biofortifikasi padi, yaitu melalui pemuliaan tanaman secara konvensional dan transformasi gen atau rekayasa genetik (bioteknologi).
Biofortifikasi konvensional merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kandungan gizi tanaman melalui persilangan konvensional dengan memanfaatkan plasma nutfah yang memiliki karakter yang beragam.
Pemuliaan tanaman padi juga dapat diarahkan untuk mendapatkan varietas yang mempunyai kandungan mineral tinggi, seperti Fe untuk menanggulangi masalah anemia gizi besi.
Syarat utama yang harus dipenuhi dalam memperbaiki kandungan mineral varietas padi adalah tersedianya plasma nutfah dengan keragaman genetik yang memadai untuk karakter yang akan diperbaiki, dalam hal ini kandungan Fe tinggi pada padi.
Tahapan berikutnya adalah menyilangkan tanaman padi dari plasma nutfah yang telah teridentifikasi untuk menghasilkan genotipe atau varietas unggul baru yang memiliki kombinasi karakter yang diinginkan.
Jika varietas yang mengandung mineral besi dan seng tinggi telah dihasilkan melalui perakitan tanaman maka dapat dikembangkan lebih lanjut dalam skala luas.
Hal ini diharapkan berkontribusi terhadap peningkatan kandungan gizi beras yang akan dikonsumsi masyarakat luas.
Cara ini dinilai sebagai salah satu intervensi gizi bagi konsumen beras secara berkelanjutan dan murah karena dapat dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat, terutama konsumen dari golongan ekonomi menengah ke bawah.
Rekayasa genetik merupakan salah satu aplikasi bioteknologi modern dalam biofortifikasi tanaman.
Dewasa ini penelitian transformasi gen telah berkembang pesat, termasuk dalam mendapatkan varietas unggul padi kaya mineral.
(Bajentabajurah.com)