Banjenta News KAPUAS,- Wilayah Kecamatan Kapuas Timur produksi hasil pertanian paritas padi lokal masa tanam tahun ini mengalami kegagalan panen dan bahkan ada yang mencapai 90 perSen.
Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kapuas Timur, Suhardi sekaligus mengharapakan secepatnya Pemerintah Daerah turun tangan.
” Secara umum, petani apabila panen padi mengalami penurunan dari biasanya maka disebutkan sebagai gagal panen” ujar Suhardi di Kapuas, Rabu 5/10/2022.
Kegagalan panen padi lokal tahun ini diduga akibat serangan hama tungro, namun tidak bisa lepas pula dari kondisi iklim alam yang saat ini masih tidak menentu, debit air pasang bisa tinggi dan tergenang bisa mengakibatkan kadar asam mengalami kenaikan.
” Diwailayah Kapuas 7 wilayah pertanian, yang paling parah adalah desa Anjir Serapat Timur yang mengalami gagal panen mencapai 90 persen” tegas mantan komisioner KPU Kapuas ini.
Kemudian sekitar 80 persen mengalami gagal panen adalah desa Anjir Serapat Tengah kemudian turun berpariasi hingga desa mambulau Barat.
” Banyangkan, lahan se hektar hanya menghasilnya padi sekarung, jangan untuk bayar utang pupuk dan lainnya, untuk makan aja sudah tidak bisa diharap” imbuh Suhardi.
Atasnama petani, kami sangat mengaharapkan bantuan pemerintah secepatnya turun tangan membantu petani untuk bertahan hidup, kemudian menyiapkan lahan dengan memberikan pupuk berkualitas serta bibit dan pengolahan.
” Untuk pertanian kapuas secara umu mesih menggunakan paritas lokal atau padi tahunan sedangkan paritas unggulmasyarakat kita masih belum begitu memahami” demikian Suhardi (Adm)